jump to navigation

Masih tentang Badruz 30 Oktober 2008

Posted by Badroez in Badruzzaman.
4 comments

Beberapa rahasia tentang badruz  selama kuliah :

1. Dua kali tidak mendaftar ulang semesteran hanya karena malas dengan birokrasi dan minta tangan PA. JAdi SKS bisa isi sendiri sesuka hati di Puskom, alasan nama gak kluar di absen. Yah jelas gak kluar, karean gak daftar. jadi SKS diisi manual di puskom. Tapi yang namanya orang jujur, isi SKS gak leawt dari yang diizinkan.

2. Pernah dua kali dapet IP di bawah 2, dan pernah dapat IP 1,00

3. Tidak pernah mengumpulkan laporan KP, tapi dapet nilai KP B. YAng dikumpulkan cuma lembar pengesahan yang diteken Pak Eka, trus kemudian Pak eka bikin nilai di formulir perubahan nilai 2 hari menjelang sidang, nilai B. Laporan tak pernah diliat Pak Eka.

3. Pernah hujan2an sore ndorong mobil Pak Ref yang mogok bersama kris, dan eka pegawai jurusan. Jadi lulus karena PAk ref merasa berterima kasih banget kali ya.

4. Mempunyai tekad stamat kuliah, sekali melamar kerja langsung diterima. dan Alhamdulillah tekad itu tercapai

Tentang Badruz 30 Oktober 2008

Posted by Badroez in Badruzzaman.
add a comment

Badruzzaman, saat ini masih menduduki posisi manager di PT. PLN (Persero) Ranting Dabo Singkep terhitung sejak januari 2006.

image281

dan ini poto anak bersama istri

rafa-dan-eci

KAOS BIMTEK SAYA HILANG 23 Oktober 2008

Posted by Badroez in Badruzzaman.
2 comments

Azan subuh baru saja menggema saat kami sudah bersiap-siap untuk ke kampus. Semua peralatan dan aksesoris pun sudah siap. Helm proyek warna biru, buku tanda tangan, tugas ketikan, semua sudah siap, tapi yang membuat saya jadi panas dingin adalah kaos bimtek saya hilang entah dimana. Semalam gara-gara kaos itu gak ketemu saya mimpi buruk, suer, kehilangan kaos itu membuat saya seperti akan menghadapi hukuman mati sebentar lagi.

Kemarin sore kaos itu dibagikan. Waktu pulang sore2 hari hujan sangat lebat, dan karena takut kaos itu basah, saya dan teman2 satu kos nitip kaos itu sama kawan anak IKIP yang pulang pakai payung, sedang kami rela hujan2nan jalan kaki. Namun apesnya, sampai dirumah kaos itu Cuma berjumlah 5, sedangkan kami yang nitip ada 6 orang. Aneh, dan lebih apesnya lagi, walaupun kaos itu seragam dan tida bisa dibedakan, khusus punya saya sebelum nitip ada tanda coretan yang tidak sengaja di dekat lehernya. Dan ternyata kaos yang tidak ada justru yang ada bekas coretan di leher.

Semalam saya sempat pinjan kaos putih polos punya teman lain kampus. Mudah2an saja senior mau mengerti. Tapi hati ini tidak tenang. Seperti mau dihukum mati saja.

Teman2 lain sudah siap, namun karena sudah azan kami sholat subuh dulu. Habis sholat kami berangkat ke kampus. Masa bodoh mau dibilang kami terlambat, kalo kami mau gak terlambat, brarti kami gak sholat subuh dulu, emangnya senior lebih penting apa sari Tuhan, pikirku.

Sampai di sudut rektorat IKIP, sudah terlihat barisan yang sedang jongkok di dkat pintu gerbang Kampus teknik. Dengan percaya diri, aku dan teman2 terus maju. Aku sendiri yang kaosnya lain. Wuih, rintangan pertama aku lewati walau tetap jalan jongkok, tapi kaos ku gak digubris. Tapi tiba-tiba teriakan seniorku mengagetkanku. “Hoy, waang…! Waang ndak pakai baju bimtek ruponyo yo…takicuah den.! Suara senior ku di belakang mengagetkanku. “Pakai ilmu pukau yo? Hebat waang sampai den ndak tau tadi”. Dug..hatiku bergetar hebat, detak jantungku berdegup kencang. “Waang masuak ruang J13, silakan selesaikan disana”..kembali jantungku serasa mau copot. Ruang J13 adalah ruang penyiksaan, kemarin teman2ku yang bermasalah dijebloskan ke sana, kami yang berada di urang J10 yang kebetulan disamping ruang itu mendengar suara bak bik buk yang cukup keras dari ruang itu.

Di dalam ruangan sudah menunggu beberapa senior yang aku pikir mereka adalah tukang jagal buat mahasiswa baru yang bermasalah. Tapi diantara senior itu ada yang aku kenal dan yang paling kejam kurasa, Jon KA. Dialah yang memprosesku. Dengan gaya dan bahasa yang khas nya dia teriak kea rah ku, “ Loe mimpi kali ya, loe belum bangun ya, loe pakai kaos apaan? Hayo bangun, bangun” teriaknya sambil menampar pipiku kiri dan kanan bergantian entah berapa kali. Tapi aku gak terasa sakit, mungkin Karen tamparannya gak keras atau rasa takutku mengalahkan rasa sakitku.

Sejurus kemudian rasa takut itu perlahan lenyap, senior lain menggantikan Jon KA, aku rasa dialah senior idolaku, perkiraanku dia anak sipil 93, postur tubuh atletis mirip Jet li, tapi aku lupa namanya. “ayo ambil kaos yang baru, masih banyak persediaan katanya”. Seeerrrr darah ku seakan mengalir lagi, semua kecemasanku hilang. Dapat kaos baru lagi, dan semua urusan selesai. “silakan kembali ke barisan katanya”.

Badruzzaman